Home » Sejarah » Candi Sewu: Berwisata Sekaligus Mempelajari Sejarah

Candi Sewu: Berwisata Sekaligus Mempelajari Sejarah

Selain terkenal dengan objek wisata mata air atau umbul yang banyak terdapat di dalamnya, Klaten juga menawarkan objek wisata purbakala yang menarik untuk didatangi. Sebut saja di antaranya yaitu Candi Sewu, Candi Prambanan, dan Candi Plaosan. Ketiga candi ini berada di satu kawasan yaitu Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan. Salah satu yang perlu dikunjungi yaitu Candi Sewu Klaten yang menawarkan legenda yang menarik untuk diketahui baik relief atau artefak maupun cerita di baliknya.

Menurut para ahli arkeologi, Candi Sewu ini merupakan candi yang mempunyai usia lebih tua daripada Candi Prambanan ataupun Candi Borobudur yaitu dibangun pada sekitaran abad ke 8 Masehi. Selain itu, arsitektur candi ini berasal dari perpaduan dari candi Hindu dan candi Buddha. Sehingga membuat Candi Sewu ini menjadi menarik untuk dikunjungi dan diulas lebih jauh lagi.

Keindahan dan Keunikan Candi Sewu

Candi ini merupakan candi yang tempatnya berdampingan dengan Candi Prambanan, yaitu berjarak sekitar 800 meter. Kawasan objek wisata ini sendiri mempunyai panjang 185 meter dengan lebar sekitar 165 meter. Di dalam kompleks wisata ini terdapat 249 buah candi dan 4 buah pintu yang tersedia dari segala arah mata angin.

Foto candi Sewu tampak depan, sumber ig @mohammadnur39
Foto candi Sewu tampak depan, sumber ig @mohammadnur39

Pada masing-masing pintu masuk terdapat sepasang Dwarapala, yaitu sosok penjaga. Kemudian setelah memasuki pelataran candi, terdapat pintu masuk lagi menuju ke dalam kompleks Candi Sewu. Penataan di dalam candi ini sangat menarik, hal tersebut karena candi ini merupakan perpaduan dua bentuk candi yaitu Hindu dan Buddha.

Ketika berada di dalam, akan terdapat Candi Perwara yang berukuran sangat kecil berjumlah 240 yang berfungsi untuk menjaga Candi Utama. Candi yang terdapat di dalamnya tersusun menjadi 4 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 deretan di mana semuanya menghadap ke arah luar. Deretan ke 4 terdiri dari 88 Candi Perwara, deretan ke 3 terdiri dari 80 Candi Perwara, deretan ke 2 terdiri dari 44 Candi Perwara, dan deretan ke 1 terdiri dari 28 Candi Perwara.

Baca juga: Keindahan Candi Merak di Klaten

Setelah melewati Candi Perwara, wisatawan akan dihadang kembali dengan Candi Apit yang berjumlah 8 buah yang berukuran standar. Candi Apit merupakan Dwapala yang menjaga pintu masuk menuju Candi Utama yang berada di tengah kompleks candi.

Terdapat 5 ruangan yang berada di Candi Utama yaitu 1 ruangan utama yang berada di tengah dan 4 ruangan lainnya yang berada di ke 4 penjuru mata angin. Dulunya di dalam ruangan utama terdapat arca Boddhisatva Manjastri, akan tetapi keberadaannya hilang yang mana jejaknya hanyalah adanya landasan yang berupa batu berukir bunga teratai.

Patung arca penjaga yang ada di candi ini mempunyai relief yang terdiri dari 3 bagian yaitu kaki, badan dan kepala. Pada bagian kaki, terdapat relief bermotif purnakalasa atau jambangan bunga dan terdapat arca singa di setiap sudut pertemuan kakinya. Kemudian di sisi luar pipi tangga ujungnya terdapat ara berbentuk makara dan relief kalpawrsa, yaksa dan jambangan bunga sankha.

Pada bagian badan patung terdapat relief dewa yang tengah berada dalam posisi duduk atau vajrasana kemudian pada bagian kepalanya dikelilingi dengan api sebagai perwujudan siracakra yang merupakan simbol kekuatan dewa. Lalu di ambang pintu terdapat kala makara, relief penabuh gendang dan penari serta guna yang merupakan sosok makhluk pendek yang dipercayai menghuni khayangan.

Candi Sewu Klaten mempunyai nama asli Candi Prasada Vajrasana Manjusrigrha yang diketahui di dalam Prasarti Kelurak tahun 782 Masehi dan Prasasti Manjusrigrha tahun 792 Masehi. Menurut cerita masyarakat sekitar, nama Candi Sewu mengarah pada jumlah candi yang sangat banyak dengan bebatuan yang hampir mendekati jumlah seribu.

Foto matahari terbenam di candi Sewu, sumber ig @atriastama
Foto matahari terbenam di candi Sewu, sumber ig @atriastama

Candi Sewu merupakan candi yang dibangun sebagai pusat peribadatan agama Buddha, yang mana arsitekturnya masih berpadu dengan candi agama Hindu. Hal ini disebabkan karena candi ini dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno yang mana dinasti Sanjaya yang beragama Hindu, yaitu Rakai Pikatan. Rakai Pikatan menikahi anak dari dinasti Syailendra yang beragama Buddha yaitu Pramordhawardhani. Dari hal tersebut lahir akulturasi di beberapa hasil kebudayaan dengan raja masih beragama Hindu dan ratunya beragama Buddha.

Rute perjalanan

Candi Sewu dapat ditempuh dari arah Solo ataupun Jogja dengan berbelok di perempatan Prambanan yang berada di dekat perbatasan Jogja-Klaten. Kemudian mengikuti arah jalan tersebut sekitar 500 meter. Setelah itu, di sisi sebelah kiri terdapat pintu masuk untuk memasuki objek wisata candi tersebut. Lokasi Candi Sewu ini bersebelahan dengan Candi Prambanan.

Baca juga: Panorama Keindahan Candi Ratu Boko

Harga tiket masuk Candi Sewu

Untuk dapat memasuki objek wisata ini, pengunjung dikenakan tiket masuk candi sebesar Rp 30.000,- per orangnya. Tiket Candi Sewu ini sudah termasuk asuransi dan tiket masuk ke Candi Prambanan. Tiket Candi Sewu Klaten tergabung ke dalam tiket Candi Prambanan karena kompleks candi-candi ini masih berada dalam satu kawasan. Selain itu, di dalamnya juga masih terdapat candi lainnya yang sejalur dengan Candi Sewu yaitu Candi Lor, Candi Kidul, Candi Bubrah, Candi Lumbung dan sebagainya.

Semoga informasi seputar candi Sewu bisa bermanfaat bagi Anda yang sedang mencari tempat wisata yang menarik. Jangan lupa untuk mendukung eksistensi dunia wisata Indonesia meski hanya dengan share informasi ini. Trimakasih, salam hangat dari GoTripina.

Leave a Comment