Home » Sejarah » Keunikan Kebudayaan Di Desa Sukarara Lombok

Keunikan Kebudayaan Di Desa Sukarara Lombok

Mendengar daerah Lombok secara tidak langsung mengarahkannya ke tempat yang mempunyai destinasi wisata memukau. Apalagi wisata alam berupa pantai ataupun gilinya yang sudah mendunia. Bahkan beberapa desa Lombok menjadi tujuan wisata favorit oleh para wisatawan. Selain Desa Sade yang lebih dulu terkenal masih ada beberapa desa yang wajib dikunjungi. Salah satu desa wisata tersebut yaitu Desa Sukarara Lombok. Beberapa adat budaya di sini juga tak jauh berbeda dengan desa di Lombok. Mereka tetap melestarikan budaya-budaya leluhur sampai saat ini. Artikel kali ini akan mengulas hal unik dari desa ini.

Keunikan Desa Sukarara Lombok

Bagi pengunjung yang ingin menyaksikan kehidupan suku dulu bisa menengok sebentar ke Desa Sukarara Lombok. Pengunjung seakan-akan bisa melihat kembali kehidupan penduduk sebelumnya. Berikut ini keunikan yang ada di desa ini:

Rumah tradisional khas suku sasak

Hampir keseluruhan rumah yang ada di Desa Sukarara masih terbilang tradisional. Konstruksi bagian rumah masih menggunakan bahan alam. Untuk dinding rumah mereka menggunakan anyaman bambu, atap rumah menggunakan alang-alang kering, dan tiang rumah menggunakan kayu. Meskipun masih tergolong tradisional, rumah ini tetap memberikan kenyamanan yang kayak. Saat terik, rumah akan tetap sejuk dan saat malam hari tetap terasa hangat.

Foto rumah adat di desa Sukarara Lombok, sumber ig @chriesaputri
Foto rumah adat di desa Sukarara Lombok, sumber ig @chriesaputri

Mahir menenun

Desa Sukarara mensyaratkan para kaum perempuan yang akan menikah untuk mahir menenun. Tak heran jika mereka sedari kecil sudah pandai menenun. Setidaknya mereka akan betah duduk berlama-lama bersama ibu ataupun nenek mereka untuk menenun. Hal ini dimaksudkan untuk tetap melestarikan keterampilan menenun. Hasil tenunan juga diperuntukkan sebagai oleh-oleh khas Lombok yang tetap eksis sampai saat ini.

Hasil tenunan unik

Cukup berbeda dengan hasil tenunan desa lain di Lombok. Desa Sukarara menghasilkan tenunan dengan benang emas diantara motif tenunannya. Meskipun secara garis besar tenunannya tak jauh berbeda dengan yang lainKeindahan Pantai Tanjung Aan Lomboknya. Namun, kerumitan dan hasil tenunan Desa Sukarara memiliki keistimewaan tersendiri. Hasil tenunannya pun sangat halus sehingga cocok dipadu-padankan dengan busana lainnya.

Baca juga: Keindahan Pantai Tanjung Aan Lombok

Kain Tenun Yang home made

Hasil dari kain tenunan Desa Sukarara asli buatan tangan tanpa bantuan mesin. Tenunan ini juga menggunakan benang pilihan sehingga tenunan yang dihasilkan halus dan berkualitas. Pewarnaan dari kain ini tidak mudah luntur karena menggunakan bahan-bahan alami dan getah dari tumbuhan. Kain tenun ini menjadi cenderamata yang wajib dibeli saat berkunjung ke Lombok karena tidak semua daerah menjual kain seperti ini.

Menenun menjadi tradisi mendarah daging

Mengapa disebut demikian? Karena hampir setiap rumah para kaum wanita melakukan kegiatan menenun setiap harinya. Hal ini seperti menjadi rutinitas para kaum wanita. Bahkan bercengkrama dengan tetangga sembari menenun. Tradisi seperti ini terus dilestarikan dan diajarkan ke generasi berikutnya sehingga tetap menguasai keterampilan ini.

Bagaimana tertarik untuk datang ke Desa Sukarara Lombok? Tak perlu ragu lagi karena selain melihat adat budayanya bisa pula melihat proses menenun dari awal sampai menjadi kain. Penduduk setempat juga ramah tamah terhadap pengunjung. Bahkan ada beberapa spot foto menarik instagramable. Jangan lupa mengabadikan setiap momen seru dengan sekedar memotretnya.

Hasil tenunan dari Desa Sukarara juga bisa menjadi oleh-oleh buat kerabat maupun keluarga. Tentu keluarga selain mengharapkan kesehatan setelah pulang dari kepergian juga menantikan oleh-oleh khas dari daerah tersebut. Beragam tenunan bisa dipilih di desa ini, tentu dengan beragam bahan, motif sampai harga yang ditawarkan juga berbeda.

Jalur Menuju Desa Sukarara Lombok

Untuk bisa sampai ke Desa Sukarara dapat dengan mudah menggunakan beberapa moda transportasi. Entah menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Jika menggunakan kendaraan pribadi maka bisa ambil ajalur dari Mataram – Cakaranegara – kediri -Sukarara. Sementara jika menggunakan kendaraan umum maka bisa memilih Mataram – Berdais, kemudian Bertais – Praya, lalu turun di terminal Renteg. Perjalanan selanjutnya bisa menggunakan Cidomo untuk sampai ke tujuan. Cidomo merupakan transportasi tradisional layaknya delman.

Kain tenun dari desa Sukarara Lombok, sumber ig @nuurariffin
Kain tenun dari desa Sukarara Lombok, sumber ig @nuurariffin

Cukup mudah bukan untuk menuju ke tempat desa wisata ini. Jika tak mau repot dan berdesak-desakan maka bisa membawa kendaraan pribadi. Jangan lupa untuk mengecek barang-barang bawaan yang perlu dibawa selama liburan. Mobil juga dipastikan dalam keadaan prima dan bahan bakar terisi penuh. Selama perjalanan belum tentu di pinggir jalan ada pedagang yang menjual bajan bakar eceran.

Jadi itulah beberapa review terkait Desa Sukarara Lombok. Memang Lombok mempunyai beberapa desa wisata yang mempunyai keunikan masing-masing. Meskipun Desa Sade lebih dikenal menjadi ikon desa wisata Lombok, Desa Sukarara juga tak kalah dengan budaya dan tradisinya. Desa Sukarara tetap menjaga tradisi dan terus diturun-temurunkan ke anak cucunya. Apalagi di bidang tenun – menunun. Hampir dari kaum wanita di sini diharuskan untuk memiliki keterampilan menenun sebelum melakukan pernikahan. Terimakasih, salam hangat dari GoTripina.

Leave a Comment