Lombok dikenal sebagai surganya destinasi wisata. Bagaimana tidak Lombok seakan-akan mempunyai panorama alam yang sudah tidak diragukan lagi keindahannya. Ternyata bukan hanya wisata alamnya saja, wisata sejarah pun sangat menarik dan diminati oleh para wisatawan seperti Desa Rembitan Lombok.
Sejak tahun 1900an beberapa desa di Lombok ditetapkan sebagai tempat wisata. Salah satu desa wisatanya yaitu desa Rembitan Lombok. Artikel kali ini akan menjelaskan aneka tempat yang bisa dikunjungi selama di desa Rembitan. Berikut ini ulasannya.
Daftar isi
Tempat Wisata Desa Rembitan
Inilah beberapa tempat yang menjadi ikon Lombok. Tempat yang sangat disayangkan jika terlewatkan begitu saja. Daripada penasaran inilah penjelasan tempat tersebut:
Masjid Kuno Rembitan
Konon Pulau Lombok disebut-sebut sebagai pulau seribu masjid. Maka dari itu menjadi menarik untuk mengupas kembali sejarah tentang masjid yang berdiri di daerah sini. Buku Gazalba menyatakan bahwa dengan mengenali bangunan masjid tersebut berarti bisa mengetahui barometer keadaan masyarakat muslim dalam ukuran maupun waktu tertentu.
Sebenarnya di Lombok ada beberapa masjid yang menjadi tonggak saat masuknya Islam. Salah satunya adalah Masjid Rembitan sebagai sejarah kedatangan Islam di sana. Masjid di desa Rembitan Lombok ini cukup berbeda dengan masjid lainnya, masjid ini terletak di tengah-tengah rumah penduduk dan terletak di atas bukit.
Bangunan masjid ini mempunyai ukuran 7,80 x 7,60 m. sebelah masjid ada sebuah kolam dengan kedalaman 2,50 m. yang mana garis tengah bagian atas 5 m dan bagian bawahnya berukuran 3m. pondasi atau lantai bangunan ini menggunakan tanah liat.
Untuk dinding masjid menggunakan temali dengan bahan ijik dan tali soat. Soat ini merupakan sejenis akar gantung tumbuhan di hutan. Sementara atapnya menggunakan male. Jika dilihat sekilas pengunjung tidak mengira bangunan ini adalah masjid karena hampir dari keseluruhan rumah penduduk terbuat dari bahan yang sama.
Salah satu bentuk khas dari masjid ini adalah mihrab pada dinding barat tidak tepat menghadap kiblat secara tepat. Namun, kata para warga sekitar yang tinggal daerah sini sudah melakukan beberapa kali renovasi untuk menghadapkan mighrab ke arah kiblat. Tetapi, selalu kembali dalam keadaan semula. Hal ini entah benar ataupun tidak karena warga sudah menganut kepercayaan tentang masjid Rembitan.
Baca juga: Masjid Kuno Bayan Beleq
Bentuk pada pintu masjid Rembitan dibuat hanya setengah. Ternyata hal ini dimaksudkan seperti halnya pembuatan rumah khas suku Sasak yang mana saat tamu memasuki rumah maka akan menunduk. Tindakan ini dilakukan untuk menghormati sang pemilik rumah. Begitu juga pembuatan pintu setengah yang ada di masjid ini.
Tidak berbeda dengan masjid lainnya, masjid Rembitan sampai saat ini masih dipergunakan seperti biasanya. Masjid dipakai oleh warga setempat untuk ritual keagamaan seperti sholat dan mengaji. Tetapi hal itu hanya dilakukan saat waktu Maghrib maupun Isya’. Alasan dari hal itu belum diketahui secara pasti karena menjadi kepercayaan turun temurun dari desa Rembitan.
Makam Wali Nyatoq
Di Desa Rembitan Lombok ini ada salah satu makam yang diistimewakan oleh para warga setempat. Letak dari makam ini tak jauh dari bangunan masjid Rembitan. Bagi warga setempat Wali nyatok merupakan bagian orang terpenting yang memberikan pengaruh pada kehidupan mereka karena berjasa dalam penyebaran Islam.
Dusun Sade
Desa Sade sepertinya memang lebih dikenal dibandingkan dengan desa adat Lombok lainnya. Para wisatawan lokal maupun mancanegara sering hilir mudik dari desa ini. banyak beberapa keunikan yang bisa ditemukan di desa Sade. Masyarakat setempat masih menganut beberapa tradisi yang tetap dilestarikan dan diturun-temurunkan. Berikut ini beberapa keunikannya:
Rumah Adat dan Tradisional
Kurang lebih ada 150 rumah yang ada di desa Sade yang mana setiap rumah terdapat satu kepala keluarga. Penduduk setempat diperkirakan mencapai 700 orang. hampir keseluruhan rumah yang ada di Desa Sade mempunyai konstruksi sama. dinding rumah menggunakan anyaman bambu, untuk tiang menggunakan kayu, sementara atap dari alang-alang kering.
Meskipun tampak tradisional sekali ternyata konstruksi seperti ini memberikan nilai lebih karena saat terik rumah tetap terasa sejuk dan saat malam hari terasa hangat. Setiap rumah mempunyai 3 bagian, bagian pertama digunakan sebagai tempat tidur anak laki-laki dan perempuan, sementara bagian tengah digunakan untuk dapur, lumbung dan anak perempuan, bagian terakhir digunakan sebagai tempat ibu melahirkan.
Baca juga: Keunikan Desa Sukarara Lombok
Kegiatan menenun
Rata-rata kaum perempuan di desa Sade melakukan aktivitas tenun menenun. Bahkan gadis-gadis kecil sudah pandai untuk memintal benang menjadi kain. Katanya jika gadis yang sudah cukup umur dan ingin melakukan pernikahan maka harus bisa menenun terlebih dahulu. Jadi tak heran jika dari orang tua sampai anak-anak di sini sudah mahir menenun. Tradisi yang tetap dijaga dan diturun-temurunkan dengan baik.
Jadi itulah beberapa review terkait Desa Rembitan Lombok. Desa yang mempunyai wisata sejarah yang seru untuk dikupas. Hasil tenunan dari desa Sade juga bisa menjadi oleh-oleh khusus untuk kerabat di rumah. Kain songket tak bisa ditemukan dengan mudah di tempat yang lainnya. Apalagi motif dari desa Sade menjadi oleh-oleh khas Lombok.