Home » Danau / Waduk » Rowo Jombor Klaten, Warung Apung Dengan Daya Tarik Yang Memikat

Rowo Jombor Klaten, Warung Apung Dengan Daya Tarik Yang Memikat

Rowo Jombor Klaten – Rekomendasi tempat wisata selanjutnya yang mempunyai sisi sejarah yaitu Rowo Jombor Klaten. Tempat ini menawarkan wisata air dengan pemandangan yang begitu indah sehingga seringkali orang mengunjungi wisata ini sembari makan dan melihat sunset maupun sunrise. Dibalik keindahannya ternyata Rowo ini cukup mempunyai kisah masa penjajahan silam.

Asal Usul Rowo Jombor Klaten

Seperti nama yang disanjungnya Rowo Jombor berasal dari dua kata yaitu Rowo berarti daerah yang selalu tergenang air dan Jombor memiliki makna tempat ini terletak di daerah Jombor yang saat ini sudah berganti nama desa menjadi Rakitan. Jika menilik historis dulu, tempat ini memang berada di dataran rendah dan cekung sekaligus dikelilingi oleh pegunungan sehingga setiap kali musim hujan ataupun musim kemarau selalu tergenang air.

Genangan air Rowo Jombor semakin meninggi jika musim hujan karena 2 sungai di sebelah barat laut yaitu Sungai Dengkeng dan Kali Ujung meluap dan luapan tersebut mengarah ke daerah ini. Luapan air membuat rawa ini semakin melebar, rumah-rumah warga harus terendam air. Bahkan sawah yang berada di Rowo Jombor harus dipindahkan.

Foto keindahan rowo Jombor di Klaten, sumber ig @ghsssn_20
Foto keindahan rowo Jombor di Klaten, sumber ig @ghsssn_20

Awal sejarah Rowo Jombor terjadi pada tahun 1901 di mana Sinuwun Paku Buwono X bekerja sama dengan Pemerintahan Belanda mendirikan pabrik gula Manisharjo, Pedan, Klaten. Pembuatan pabrik gula tersebut tentu membuat lahan ditanami oleh tebu. Untuk keberlangsungan produksi gula, dibutuhkan banyak tanaman tebu sehingga bertambahlah pula kebutuhan air. Sinuwun Paku Buwono dan pemerintah Belanda berencana membuat saluran irigasi menuju ke perkebunan tebu tersebut.

Pada tahun 1917 saluran irigasi mulai dibuat dengan membuat terowongan sepanjang 1 KM yang menerobos pegunungan dan talang air kali Dengker. Konon katanya terowongan ini menjadi legenda pesugihan bulus Rowo yang mana ada penunggu menyeramkan. Maka 4 tahun kemudian, tepat pada tahun 1921 saluran irigasi telah selesai dibuat dan setiap tahunnya Sinuwun Paku Buwono X menyempatkan diri untuk mengunjungi Rowo Jombor untuk menikmati pemandangan di atas perahu.

Baca juga: Museum Gula Klaten

Kondisi kurang baik menimpa Pemerintah Belanda dengan bangkrutnya pabrik gula ketika penjajah Jepang memasuki kawasan tersebut. Dari kejadian ini maka daerah rowo ini dirombak menjadi waduk. Di sekitar rowo dibangunlah sebuah tanggul oleh pemerintah Jepang pada tahun 1943-1944. Pembuatan rowo ini tak segan-segan dengan memanfaatkan kerja paksa atau yang biasa disebut dengan romusha. Pembuatan tanggul merubah luas lahan yang semula 500 hektar menjadi 180 hektar dengan lebar tanggul 5 m.

Foto udara kawasan wisata Rowo Jombor Klaten, sumber ig @niko_pawinta
Foto udara kawasan wisata Rowo Jombor Klaten, sumber ig @niko_pawinta

Meskipun penjajahan Jepang telah usai, Rowo Jombor Klaten tetap dimanfaatkan sebagai waduk. Pemerintah Klaten pada tahun 1956 menambahi bangunan dengan membuat tempat peristirahatan bagi pengunjung dan menetapkan daerah ini menjadi tempat wisata. Waduk tersebut diperbaiki setelah orde baru pada tahun 1967-1968 yang memanfaatkan tahanan politik. Perbaikan tersebut yaitu melebarkan tanggul yang semula 5 m menjadi 12 m. Pelebaran ini selesai cukup cepat hanya membutuhkan waktu 7 bulan dengan tenaga kerja 1.700 0rang.

Keunikan Wisata Rowo Jombor Klaten

Salah satu yang menjadi daya tari dari tempat wisata ini adalah keberadaan warung apung dan swalayan terbarunya yang menyediakan berbagai macam olahan makanan. Untuk bisa mengunjungi di puluhan warung maka harus naik perahu khusus yang ditarik oleh petugas. Berada di atas perahu tersebut saja sudah menyenangkan apalagi dengan mengunjungi warung apung tersebut. drum dan bambu merupakan bahan utama dalam pembuatan warung sehingga bisa mengapung di sekitar area rawa.

Warung apung tersebut biasanya menawarkan menu seperti ikan tawar diantaranya ikan nila, gurami, lele, dsb. Olahan makanan tersebut juga bervariasi yaitu dibakar, digoreng, maupun cara lainnya. Selain itu, warung apung juga menyediakan area pemancingan. Tempat yang cocok bagi yang hobi memancing.

Untuk memancingnya memang gratis namun jika mendapatkan ikan dan ingin membawanya pulang maka harus membayarnya karena ikan tersebut merupakan ternakan dari pemilik warung. Jika ingin memperoleh ikan gratis maka sebaiknya memancing di pinggir rawa terlepas dari lepas area warung apung.

Informasi Letak dan harga Tiket Masuk Rowo Jombor Klaten

Tempat wisata ini terletak di daerah Dukuh Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten Regency Central Java, Jawa Tengah. Setiap pengunjung yang ingin menikmati pemandangan sekaligus warung apungnya cukup mengeluarkan 5000/orang. Wisata Rowo Jombor mulai dibuka pada pukul 09.00 dan ditutup pukul 21.00.

Sunset di Rowo Jombor Klaten, sumber ig @andienoize
Sunset di Rowo Jombor Klaten, sumber ig @andienoize

Untuk rute menuju Rowo Jombor bisa melalui dua jalur yakni jalur timur : dari Kota Klaten menuju Stasiun Klaten kemudian By pass terus kemudian belok kanan/ ke arah selatan menuju terminal Klaten baru sampai ke kelurahan Buntalan terus hingga desa Jimpung dan berakhir di Rowo Jombor.

Jika menggunakan jalur barat ke Rowo Jombor Klaten bisa dimulai dari kota Klaten menuju pertigaan Bendogantungan, desa Sumberejo lantas berbelok ke arah kiri ataupun selatan ke desa Denguran kemudian melewati desa Glodongan menuju desa Jimbung dan sampailah di tempat tujuan yaitu Rowo Jombor.

Semoga informasi mengenai Rowo Jombor di kabupaten Klaten Jawa Tengah ini bisa bermanfaat untuk segenap pembaca semua. Dukung kami terus bisa aktif mengabarkan dunia wisata Indonesia dengan ikut membagikan tulisan ini ke sosial media yang ada. Terimakasih, salam hangat dari GoTripina.

Leave a Comment