Home » Informasi » Inilah 4 Tarian Tradisional Suku Samawa, Sumbawa NTB

Inilah 4 Tarian Tradisional Suku Samawa, Sumbawa NTB

Propinsi Nusa Tenggara Barat tidak hanya menyuguhkan keindahan melalui wisata bahari dan alamnya saja, melainkan propinsi ini juga menyuguhkan keindahannya melalui wisata budaya. Salah satu wisata budaya yang dapat anda jumpai di propinsi ini yakni tarian-tarian tradisional suku Sasak, Samawa, dan Mbojo.

Seperti suku di Sumatra Barat, suku Samawa, Mbojo dan bahkan suku Sasak memiliki tradisi yang terpengaruh oleh ajaran agama Islam yang kuat. Hal ini terlihat dalam busana Rimpu has suku Mbojo yang merupakan busana tertutup khas wanita muslimah.

Pada artikel sebelumnya kami telah memberikan informasi untuk anda tentang Tarian Tradisional Suku Mbojo. Suku Sasak  mendiami kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara, dan Lombok Timur di pulau Lombok, sedangkan suku Mbojo mendiami Dompu, kota Bima, dan Bima di pulau Sumbawa bagian timur.

Rasanya akan lebih lengkap jika kami memberikan juga informasi kepada anda tentang Tarian Tradisional Suku Samawa, dimana suku Samawa mendiami Sumbawa dan Sumbawa Barat di pulau Sumbawa bagian barat. Maka pada artikel kali ini kami akan memberikan informasi untuk anda mengenai tarian tradisional dari suku Samawa.

Macam-macam Tari Tradisional Suku Samawa

1. Tarian Nguri

Tarian Nguri dibawakan secara berkelompok oleh penari wanita. Tarian ini menggambarkan keramah-tamahan masyarakat suku Samawa yang dicurahkan dalam bentuk gerakan tarian. Tarian Nguri merupakan tarian sebagai bentuk penghormatan dan dukungan rakyat kepada Raja Sumbawa yang telah memimpin dan menciptakan kemakmuran bagi rakyat Sumbawa.

Tari Nguri dari Suku Samawa Sumbawa, sumber ig @firmanananda72
Tari Nguri dari Suku Samawa Sumbawa, sumber ig @firmanananda72

Terinspirasi dari tradisi rakyat Sumbawa maka seniman yang berasal dari Sumbawa yaitu H. Mahmud Dea Batekal menciptakan sebuah tarian yang bernama tarian Nguri. Tarian ini dikemas dengan penuh khas dari masyarakat Sumbawa kemudian tarian ini mulai dikenal oleh masyarakt Sumbawa melalui acara budaya yang diselenggarakan disana.

2. Tarian Rapancar

Upaya mempercantik diri agar tampil lebih sempurna, digemari oleh setiap wanita sejak zaman lampau. Tradisi inipun dikenal pula oleh perempuan samawa. Seperti adanya tradisi “Rapancar” sebagai salah satu kelengkapan tata rias (memerahkan kuku jari tangan).

Rapancar Pada Acara Pernikahan Suku Samawa
Rapancar Pada Acara Pernikahan Suku Samawa

Rapancar sering dilakukan oleh para gadis ataupun ibu-ibu terutama menjelang Ramadhan dan mejadi salah satu syarat wajib bagi setiap calon pengantin, disamping Rapancar juga digunakan sebagai obat.

Bertolak dari tradisi inilah kemudian lahir tarian Rapancar sebagai tarian kreasi baru. Tarian ini diramu dengan gerak lunte, rempak sisik, ulat bejengkal, tanak linting sere, nyengal, bagintik dan lain-lain, gerak – gerik dimaksud bersumber dari gerak dasar tarian Sumbawa.

3. Tarian Pasaji

Tarian Pasaji dengan gerakan nyema (persembahan) yang penuh santun dibawakan oleh penari perempuan dengan terampil mempersiapkan pasaji. Pasaji atau makanan yang sudah dimasak akan dipersembahan kepada Sultan Sumbawa.

Gerakan dasar tarian ini memperlihatkan bagaimana tata cara mempersiapkan pasaji, tatacara meletakan pasaji, dan menyerahkannya pasaji kepada Sultan. Gerakan nyema (sembah) menjadi bagian penting dalam tarian ini. Hampir setiap perpindahan gerak diawali dan diakhiri dengan nyema. Tarian ini sangat dikenal oleh masyarakat dikecamatan Alas yang mendiami wilayah bagian barat dari kabupaten Sumbawa.

Tradisi Pasaji Masyarakat Suku Sawama
Tradisi Pasaji Masyarakat Suku Sawama

4. Tarian Sakede

Tampi, ternyata memiliki fungsi ganda dalam kehidupan, termasuk kehidupan suku bangsa samawa, sebagaimana tampak dalam kebiasaan sehari-hari, terutama dalam proses mengolah padi menjadi beras, seperti barangin, nepi, sakede, barerok, basaresi, badidik dan lain – lain. Disamping fungsi lain sebagai wadah junjungan (sunggian), alas makanan dan lain-lain.

Dari beragam fungsi tampi inilah lahir tarian Sakede. Sakede memiliki fungsi sebagai proses memisahkan beras dari gabah yang diramu denga gerak dan gaya tarian Samawa seperti lunte, jempit, gero polka, bakaliung, basarenjo, sere dan lain-lain. Sehingga tarian kreasi baru Sakede ini lebih dinamis. Rias dan busana telah digarap sedemikian rupa tanpa meninggalkan prinsip dasar rias dan busana Sumbawa.

Tarian tradisional diatas merupakan tarian kreasi baru yang terinspirasi dari kehidupan sehari-hari masyarakat suku Samawa. Tarian tradisional diatas dapat anda jumpai ketika ada acara budaya atau acara pemerintahan daerah di kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat.

Semoga informasi mengenai budaya tari dari Suku Samawa diatas bermanfaat untuk Anda yang hendak liburan bersama keluarga. Jika dirasa bermanfaat, silahkan share tulisan ini melalui sosial media yang tersedia. Terimakasih, salam hangat dari GoTripina.

Leave a Comment