Home » Informasi » Masjid Istiqlal, Masjid Terbesar Se-Asia Tenggara Yang Wajib Anda Kunjungi

Masjid Istiqlal, Masjid Terbesar Se-Asia Tenggara Yang Wajib Anda Kunjungi

Selain sebagai tempat ibadah bagi kaum muslim, masjid memiliki banyak fungsi yang diantaranya untuk musyawarah. Sehingga dengan fungsi yang sedemikian rupa tidak mengherankan jika kaum muslimin selalu berupaya untuk membuat masjid nyaman dan muat kapasitas.

Tidak terkecuali dengan Masjid Istiqlal. Masjid yang berada di bekas Taman Wilhelmina ini selain nyaman memang sengaja dibuat untuk memuat banyak jamaah. Bahkan jika dihitung-hitung masjid tersebut mampu menampung sebanyak 200.000 jamaah.

Sehingga dapat dibayangkan, dengan jumlah jamaah yang sedemikian besarnya membutuhkan perencanaan yang matang. Selain itu perlu bantuan dari para perusahaan kontstruksi Jakarta dalam merelisasikan rencana pembangunannya.

Sehingga tidak mengherankan jika pembangunan Masjid Istiqlal sempat terhenti beberapa tahun. Selain karena kerumitan desain bangunannya keadaan politik masa itu juga menjadi penghalang untuk segera menuntaskan pembangunan masjid.

Kubah Masjid Istiqlal berdiameter 45 m, sumber : kumparan.com

Selain memuat kapasitas yang banyak, masjid yang memiliki arti merdeka ini memiliki ciri khas yaitu dengan adanya kubah berdiameter 45 meter dengan 12 tiang bundar sebagai penyangganya. Selain itu masjid tersebut memiliki menara tunggal yang tingginya hamper 100 meter.

Sebuah bangunan masjid yang mewah. Menara yang ada juga berfungsi sebagai penanda bahwa ada masjid di daerah itu. Penanda bahwa agama islam berkembang dengan baik dan memiliki banyak pemeluk.

Sejarah Masjid Istiqlal

Rencana pembangunan masjid di ibukota negara ini sebenarnya telah ada sejak zaman  pemerintahan Presiden Soekarno. Namun karena banyak pertimbangan akhirnya pembangunan masjid mulai dilakukan pada tahun 1961 M.

Bahkan Presiden Soekarno sendiri yang mengomandoi pemasangan tiang pancang pertama masjid ini. Hal tersebut merupakan sebuah kebanggaan. Hingga sampai masa pembangunan selanjutnya nama masjid tidak dirubah sebagai bentuk penghormatan kepada beliau dan para perintisnya.

Selain pertimbangan yang akhirnya mengakibatkan pembangunan masjid tertunda, ada hal lain yang menjadi alasan lain. Yaitu lokasi dimana masjid akan dibangun. Saat itu Ir Soekarno berbeda pendapat dengan Muhammad Hatta.

Baca Juga : Kebiasaan Buruk Wisatawan Saat Berlibur

Presiden Soekarno mengingingkan agar masjid dibangun di daerah Taman Wilhelmina atau Jl. Taman Wijaya Kusuma seperti lokasi masjid saat ini. Sedangkan Muhammad Hatta memiliki pendapat lain bahwa masjid sebaiknya dibangun di daerah Jl. Moh Husni Tamrin.

Pendapat mereka bukanlah tanpa alasan. Wakil presiden sendiri memiliki alasan bahwa lokasi yang diinginkannya adalah tempat dimana mayoritas muslim berada dan belum ada bangunan waktu itu. Sedangkan presiden beralasan bahwa lokasi pilihannya tepat karena dekat dengan keraton.

Tradisi Jawa terbiasa membuat masjid di dekat keraton. Selain itu walaupun lokasi yang dipilihnya sudah ada beberapa bangunan namun disana ada reruntuhan benteng Belanda. Jika dibiarkan terbengkalai dikhawatirkan akan lama tidak terawat dan akhirnya tidak termanfaatkan.

Karena wakil presiden menghormati dan menghargai pendapat presidennya, maka ditentukanlah pembangunan Masjid Istiqlal berlokasi di Taman Wilhelmina. Lokasi sisa reruntuhan benteng Belanda dan berdekatan dengan Gereja Katedral.

Masjid telah mengalami renovasi, sumber : kumparan.com

Dengan adanya dua tempat ibadah yang bersandingan maka toleransi diantara keduanya akan terus terjaga. Itulah yang diharapkan oleh para pendahulu negeri ini. Sehingga walaupun dahulu masjid tidak berlokasi di kawasan mayoritas muslim, keberadaanya tetap aman hingga kini.

Akhirnya setelah melewati proses yang cukup Panjang bahkan hingga 17 tahun, Masjid Istiqlal resmi bisa digunakan pada tahun 1978 M saat Presiden Soeharto menjabat. Tentu peresmian tersebut mendapatkan sambutan hangat dan penuh rasa Bahagia kaum muslim saat itu.

Pemanfaatan Masjid

Sebagai masjid terbesar se-Asia Tenggara, pemanfaatan Masjid Istiqlal Jakarta hari ini tidak hanya untuk ibadah semata. Ada banyak acara sosial yang diadakan di masjid tersebut. Semua itu adalah bentuk keterbukaan masjid didalam mengakomodir hajat kaum muslimin.

Acara-acara sosial yang biasa dilaksanakan di masjid pun beragam, baik dari pembagian sembako ataupun pengajian-pengajian umum. Namun tentu saja semua kegiatan trersebut dilakukan atas izin dari takmir yang mengelola dan merawat masjid.

Disisi lain masjid juga menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke Jakarta. Selain mengunjugngi destinasi wisata yang berada di Ibukota biasanya mereka juga akan menyempatkan diri mendatangi masjid ini.

Masjid juga sering dikunjungi wisatawan, sumber : medan.tribunnews.com

Bahkan bukan hanya untuk melaksanakan ibadah semata. Mereka berkunjung diantaranya ada yang sengaja berkeinginan untuk berwisata ke masjid. Karena sebagaimana kita ketahui masjid ini memiliki nilai sejarah karena dibangun oleh sang proklamator.

Berwisata ke masjid termasuk pilihan yang cerdas. Selain akan mendapatkan semangat ruhiah tentunya berwisata di masjid akan menghemat biaya. Sebagaimana diketahui yang Namanya berwisata itu lekat dengan pengeluaran banyak biaya baik untuk kuliner ataupun oleh-oleh.

Apalagi jika berwisata di tempat destinasi wisata yang terkesan mewah, anda harus betul-betul mengetahui tips belanja oleh-oleh dengan budget terbatas. Jangankan mendapatkan hiburan, wisata malah terasa membebani karena memikirkan biaya sana-sini.

Nah sudahlkah anda mengunjungi Masjid Istiqlal? Jika belum sebaiknya anda memasukkannya dalam referensi wisata anda. Jika pandemi sudah usai anda dapat mengunjungi masjid terbesar se-Asia Tenggara dan bersejarah tersebut bersama keluarga tercinta.

Tidak perlu khawatir dengan biaya, berwisata ke masjid tidak perlu banyak biaya. Yang pasti anda akan mendapatkan pengalaman yang tak terkira dengan melakukan ke masjid yang memiliki sejarah dan menyimpan symbol serta kenangan bagi kaum muslimin.

Leave a Comment