Home » Sejarah » Kampung Adat Bena, Desa Wisata Yang Mirip Zaman Batu

Kampung Adat Bena, Desa Wisata Yang Mirip Zaman Batu

Kampung Adat Bena – Pulau Flores tidak hanya memiliki Desa Wae Rebo yang menjadi objek wisata dunia tetapi terdapat juga satu desa yang bernama kampung tradisional Bena. Mengunjungi kampung Bena rasanya akan seperti kembali ke sejarah masa lalu di zaman megalitikum melalu mesin waktu. Kenapa hal demikian bisa terasa ? karena kamu akan melihat bentuk rumah adat yang sederhana dan kehidupan di dalamnya yang jauh dari sentuhan teknologi saat ini.

Foto udara kampung Bena Bajawa Flores, sumber ig @canayatour
Foto udara kampung Bena Bajawa Flores, sumber ig @canayatour

1. Luas dan Lokasi Kampung Bena

Kampung Bena memiliki panjang sekitar 375 meter dan lebar sekitar 80 meter. Secara administratif kampung Bena terletak di kabupaten Ngada, propinsi Nusa Tenggara Timur tepatnya di desa Tiworiwu, kecematan Jerebuu. Sekitar 12,4 km atau 25 menit menggunakan kendaraan roda empat dari Bajawa Ibu Kota Kabupaten Ngada.

2. Keunikan Kampung Bena

Terletak di kaki gunung Inerie, membuat kampung adat yang satu ini tidak hanya menawarkan keunikan bentuk perkampungan rumah dan tradisinya, tapi juga pemandangan gunung Inerie yang mempesona dan memanjakan mata setiap wisatawan. Kampung ini memiliki lebih dari 45 buah rumah tradisional dengan batu megalitik besar yang saling berhadap-hadapan, bentuk kampungnya memanjang dari utara ke selatan dan terlihat seperti perahu.

a. Terdapat Tengkorak

Di depan setiap rumah di kampung adat Bena biasanya akan ada tumpukan tengkorak kerbau yang disusun rapi, tengkorak kerbau ini dari hasil upacara adat yang diadakan pemilik rumah, semakin banyak tengkoraknya semakin tinggi status sosialnya. Pintu masuk kampung ini hanya dari utara sementara ujung lainnya di bagian selatan sudah merupakan puncak sekaligus tepi tebing yang terjal.

Baca juga: Air Terjun Cunca Wulang

b. Terdapat Nga’du dan Bagha

Ilustrasi Kampung Bena di Flores Nusa Tenggara Timur
Ilustrasi Kampung Bena di Flores Nusa Tenggara Timur (Agusta, Y. 2011)

Di tengah-tengah kampung terdapat sebuah bangunan yang disebut oleh masyarakat Bena yakni Nga’du dan Bagha. Keduanya merupakan simbol leluhur kampung yang berada di halaman, kisanatapat, tempat upacara adat digelar untuk berkomunikasi dengan leluhur mereka. Nga’du berarti simbol nenek moyang laki-laki yang bentuknya menyerupai sebuah paying dengan bangunan bertiang tunggal dan beratap serat ijuk, hingga bentuknya mirip pondok peneduh. Tiang Ngadhu biasa dari jenis kayu khusus dan keras karena sekaligus berfungsi sebagai tiang gantungan hewan ketika pesta adat. Sedangkan Bagha berati simbol nenek moyang perempuan yang bentuknya menyerupai bentuk miniatur rumah.

3. Warisan Tentatif UNESCO

Sejak tahun 1995 Pemerintah Indonesia telah mendaftarkan kampung Bena ke UNESCO untuk dijadikan sebagai Situs Warisan Budaya Dunia dan statusnya masih dalam daftar tentatif (sementara) UNESCO hingga saat ini.

4. Penduduk dan Tradisi Kampung

Mata pencaharian utama penduduk kampung Bena Bajawa ini yakni berladang bagi kaum laki-laki dan menenun bagi kaum perempuan, dimana hasil menenun dijual ke para wisatawan atau ke kota Bajawa. Penduduk kampung Bena masih meyakini keberadaan Yeta (dewa yang bersingga di gunung Inerie) yang melindungi kampung Bena. Penduduk Bena termasuk ke dalam Suku Bajawa dengan mayoritas penduduknya menganut Agama Katolik.

Berfoto dengan latar rumah adat di kampung Bena, sumber ig @fitriihndyn_
Berfoto dengan latar rumah adat di kampung Bena, sumber ig @fitriihndyn_

Di kampung ini pada awalnya hanya ada satu klan (sekelompok orang yang dipersatukan oleh perasaan adanya hubungan kekerabatan atau seketurunan, baik aktual maupun tidak) yakni klan Bena tetapi sekarang ditambah 8 klan yang lain yakni Dizi, Dizi Azi, Wahtu, Deru Lalulewa, Deru Solamae, Ngada, Khopa dan Ago. Pernikahan dengan suku lain melahirkan klan-klan baru yang sekarang ini membentuk keseluruhan penduduk kampung adat Bena.

Semoga informasi yang kami berikan diatas menambah pengatahuan bagi anda dan meningkatkan keinginan anda untuk berwisata ke kampung tradisional Bena. Jangan lupa, kampung adat Bena ini hanyalah salah satu dari sekian banyak wisata di Labuan Bajo. Masih ada tempat eksotis lain seperti pulau Kanawa, Gili Laba dll. Tetap stay tune bersama GoTripina untuk review artikel wisata lainnya yah.

Leave a Comment